Debat Publik Pertama yang dilaksanakan oleh KPU Kota Tomohon menjadi sorotan, karena dari tiga pasangan kandidat Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tomohon, penampilan mereka dinilai kurang memenuhi ekspektasi masyarakat. Masing-masing kandidat mungkin memiliki visi, misi, dan program kerja yang kuat, tetapi penyampaian mereka di forum debat tampaknya belum maksimal. Faktor seperti penguasaan materi, cara berkomunikasi, serta strategi debat menjadi kunci dalam membentuk opini publik.
Penilaian ini terangkum dari pembicaraan berbagai elemen masyarakat di rumah kopi, maupun di tempat-tempat biasanya warga berkumpul di kampung-kampung yang ada di Kota Tomohon.
Kritik yang muncul biasanya berkaitan dengan kemampuan kandidat dalam menjawab pertanyaan, mengelaborasi visi dengan jelas, dan menjawab tantangan dari lawan politik dengan argumentasi yang kuat. Debat adalah momen penting untuk meyakinkan pemilih, dan jika penampilan mereka tidak sesuai harapan, bisa mempengaruhi persepsi publik terhadap kesiapan mereka dalam memimpin.
Beberapa faktor yang terangkum dan mungkin menyebabkan penampilan para pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tomohon dalam debat publik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 Tomohon, dianggap tidak maksimal, meskipun tema debat sudah jelas dan visi serta misi sudah dipersiapkan, antaranya:
Tidak mampu menjawab pertanyaan lawan dengan baik
Dalam format debat, kemampuan untuk menanggapi serangan atau pertanyaan dari lawan politik adalah kunci. Jika kandidat tidak mampu merespons dengan baik atau defensif, penampilan mereka bisa dianggap lemah. Kemampuan debat yang kuat sering kali dinilai dari cara kandidat mempertahankan argumen mereka di bawah tekanan.
Minimnya strategi untuk mengaitkan visi dan misi dengan solusi praktis
Kandidat mungkin gagal menunjukkan bagaimana visi mereka dapat diimplementasikan secara praktis. Mereka mungkin memiliki gagasan besar, tetapi jika tidak bisa memetakan langkah-langkah praktis, seperti kebijakan atau program yang akan dilaksanakan, penampilan mereka akan terkesan kosong.
Tidak fokus pada tema:
Kandidat Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tomohon, mungkin menyimpang dari tema debat dan lebih fokus pada isu-isu lain yang tidak relevan dengan tema yang sedang dibahas. Ini bisa membuat mereka tampak tidak siap atau tidak mengerti konteks yang dibutuhkan untuk debat tersebut. Fokus yang terpecah ini bisa menyebabkan penilaian negatif dari audiens.
Tekanan psikologis atau ketidaknyamanan di panggung
Faktor psikologis seperti rasa gugup atau ketidaknyamanan tampil di depan publik juga bisa memengaruhi kualitas penampilan kandidat. Debat publik sering kali memicu ketegangan, dan jika kandidat tidak dapat mengelola stres dengan baik, mereka mungkin kesulitan menyampaikan ide-ide dengan jelas.
Terlihat kurang dalam penguasaan materi.
Kandidat Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tomohon, mungkin kurang menguasai detail atau substansi tema debat, seperti pelayanan dasar kesehatan, pendidikan, ekonomi hijau, dan pariwisata. Jika kandidat hanya berbicara secara umum tanpa menyentuh inti permasalahan atau menawarkan solusi konkret, penampilan mereka bisa terlihat lemah dan tidak mendalam.
Keterbatasan komunikasi dan presentasi
Pasangan calon (paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tomohon, sudah mempersiapan/memiliki visi dan misi yang dianggap baik. Namun, jika cara penyampaiannya kurang efektif, pesan mereka mungkin tidak tersampaikan dengan baik kepada audiens. Kandidat yang kurang fasih dalam berkomunikasi atau tidak menggunakan argumen yang meyakinkan bisa kehilangan kesempatan untuk menarik perhatian pemilih.
Minimnya pemahaman tentang kebutuhan lokal
Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tomohon, gagal atau terlihat tidak relevan dalam mengaitkan visi dan misi mereka dengan kebutuhan spesifik masyarakat. Misalnya, mereka hanya memberikan solusi generik tanpa menghubungkannya dengan konteks lokal, seperti tantangan kesehatan atau pariwisata di Tomohon, mereka akan sulit menarik perhatian pemilih.
Terlalu teoretis atau abstrak
Ada kemungkinan kandidat memaparkan visi dan misi mereka secara terlalu teoretis atau abstrak, tanpa memberikan langkah-langkah konkret tentang bagaimana mereka akan merealisasikannya. Pemilih biasanya ingin mendengar rencana yang spesifik dan realistis, dan jika kandidat gagal memberikan hal tersebut, mereka bisa kehilangan kredibilitas.
Untuk meningkatkan performa dalam forum debat publik, pasangan calon Wali kota dan Wakil Wali Kota Tomohon, perlu melakukan persiapan matang. Tidak hanya dalam menguasai materi, tetapi juga dalam hal strategi komunikasi dan memahami audiens.
Pada Debat Publik Pertama Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tomohon, Pilkada 2024, yang dilaksanakan Selasa, 08 Oktober 2024, siang, bertempat di gedung DPRD Kota Tomohon. Seharusnya tiga pasangan calon dapat mengelaborasi tema debat yang meliputi Pelayanan Dasar Kesehatan, Pendidikan, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Ekonomi Kerakyatan, Ekonomi Hijau dan Pariwisata.
Ketiga kandidat Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tomohon seharusnya menunjukkan pemahaman mendalam tentang isu-isu ini dan menawarkan solusi yang relevan dan realistis, misalnya:
Pelayanan Dasar Kesehatan
Kandidat memaparkan program peningkatan akses layanan kesehatan, terutama bagi masyarakat miskin.
Inisiatif digitalisasi layanan kesehatan atau peningkatan fasilitas kesehatan seperti Puskesmas dan rumah sakit perlu dijelaskan.
Penanganan masalah kesehatan masyarakat seperti stunting, pandemi, dan akses vaksin juga bisa disoroti.
Pendidikan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM):
Kandidat menguraikan program untuk memperkuat pendidikan di semua tingkatan, baik formal maupun informal, dan bagaimana mereka akan meningkatkan kualitas tenaga pendidik.
Inisiatif beasiswa atau program pelatihan vokasional bagi generasi muda untuk mempersiapkan mereka masuk ke dunia kerja sangat penting.
Perhatian pada pendidikan digital dan akses teknologi juga bisa menjadi poin penting untuk menjawab tantangan era digital.
Ekonomi Kerakyatan
Kandidat fokus pada pemberdayaan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) dan sektor informal. Mereka menjelaskan bagaimana akan mendukung pelaku usaha kecil dengan akses permodalan, pelatihan, dan pasar.
Program-program yang mengurangi kesenjangan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja harus dijelaskan secara konkret.
Ekonomi Hijau
Kandidat menonjolkan inisiatif-inisiatif ramah lingkungan, seperti pengelolaan sampah yang efektif, energi terbarukan, dan upaya mengurangi emisi karbon.
Strategi untuk mengintegrasikan aspek ekonomi hijau ke dalam perencanaan pembangunan daerah, seperti industri berbasis lingkungan atau teknologi ramah lingkungan, harus dikomunikasikan dengan jelas.
Pariwisata
Kandidat membahas strategi untuk mempromosikan potensi wisata lokal, terutama dalam konteks pasca-pandemi.
Program pembangunan infrastruktur pariwisata yang berkelanjutan serta kolaborasi dengan pelaku industri untuk menciptakan daya tarik baru bagi wisatawan juga penting.
Pengembangan pariwisata berbasis komunitas yang melibatkan masyarakat lokal sebagai pelaku utama bisa menjadi pendekatan yang menarik.
Dalam mengelaborasi tema-tema ini, kandidat sebaiknya menggunakan data dan contoh nyata untuk memperkuat argumen, serta memastikan bahwa solusi yang ditawarkan relevan dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat Tomohon.
Populer
Terkini
- CSSR KAMPANYE SEKALIGUS HIBUR WARGA TOMOHON
- MEMAHAMI MISINFORMASI & DISINFORMASI DALAM PILKADA 2024
- MANFAAT SDGs JIKA PASLON TERPILIH MENJADI WALI KOTA
- BEBERAPA FAKTA SEPUTAR PILKADA TOMOHON 2024
- TIPS MENGHINDARI & TIDAK MEMPERCAYAI HOAX DI PILKADA 2024
- PASLON NOMOR URUT 2 DAN 3 BERSAING DI PILKADA TOMOHON 2024
- GLENNY KAIRUPAN, KOMISARIS PT GARUDA INDONESIA
- PENTINGNYA PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM IMPLEMENTASI SDGs
- RINCIAN SDGs: 232 INDIKATOR, 169 TARGET & 17 TUJUAN
- DEBAT PUBLIK KETIGA PILKADA 2024 KOTA TOMOHON