SAGUER DAN CAPTIKUS, MINUMAN TRADISIONAL MINAHASA

Saguer dan captikus adalah dua minuman tradisional yang populer di Tanah Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut). Keduanya merupakan minuman hasil fermentasi dan penyulingan dari air getah pohon enau (arenga pinnata)/nira atau seho orang Tomohon menyebutnya.

Saguer adalah minuman dari hasil batifar Tou Minahasa pada tandan bunga pohon akel (seho/enau). Rasa Saguer ada yang manis dan asam. Selain sebagai minuman, saguer juga dapat dibuat captikus atau gula merah (gula batu) atau gula aren.

Untuk mendapatkan saguer, Tou Minahasa, harus cermat melihat tangkai bunga pohon akel yang layak disadap airnya. Prosesnya cukup panjang. Setelah proses membersihkan dan memukul mayang selesai, tangkai pohon aren itu kemudian diiris sedikit demi sedikit untuk mengeluarkan air saguer.

Dulu air saguer yang berwarna putih seperti susu ini ditampung tou Minahasa dengan menggunakan bambu (kini sudah menggunakan galon). Bambu diikatkan pada mayang (tangkai bunga pohon akel).

Proses mengambil air dari pohon akel ini, orang Tomohon, menyebut ‘ba keet’.

Saguer yang siap di minum dengan menggunakan batok kelapa.

Pohon akel banyak tersebar di tanah Minahasa. Kini pohon akel mulai diremajakan, banyak yang menanamnya kembali.

Tukang batifar saguer kini terancam punah. Pasalnya banyak anak muda yang mulai enggan menggeluti batifar. Sebab, ketika batifar saguer, cukup beresiko karena harus naik ke atas pohon (tinggi bervariasi) dengan menggunakan sebatang bambu yang telah dilubangi pada ruas-ruasnya untuk injakan, tempat meletakan kaki ketika naik.

Kadar alkohol saguer lebih rendah jika dibandingkan dengan captikus. Saguer dapat langsung dikonsumsi. Sedangkan captikus harus diproses dulu dari saguer.

CAPTIKUS

Meskipun namanya captikus, minuman beralkohol ini tidak ada hubungannya dengan tikus. Ini hanya penyebutan masyarakat lokal saja. Malah di zaman dulu (penjajahan), sempat ada pengusaha yang menampung minuman tradisional ini dan dipacking dengan nama ‘CAPTIKUS’. Di masa kini, juga sudah ada pabrik dengan nama “CAP TIKUS”.

Captikus ini bahan bakunya adalah saguer yang diambil dari pohon akel (seho atau aren). Dari hasil batifar saguer ini, petani kemudian membuat captikus. Caranya?

Saguer di masak dalam tungku besar. Uap didihan saguer dialirkan ke bambu yang terpasang mengelilingi pohon-pohon di kebun, ujungnya kembali ke tempat penyulingan di sabuah (pondok di kebun). Panjang bambu-bambu ini bervariasi. Ujung bambu inilah kemudian mengucurkan perlahan-lahan cairan alkohol dengan kadar bervariasi.

Minuman captikus sangat digemar Tou Minahasa – turun temurun. Konon katanya untuk menghangatkan badan jika cuaca dingin atau untuk menambah nafsu makan dengan minum sedikit captikus (ba pancing).

Captikus ini merupakan industri rumah tangga disebagian besar daerah di tanah Minahasa. Minuman ini dapat ditemui di warung-warung yang ada di kampung-kampung. Selain digemari Tou Minahasa, captikus juga digemari oleh orang dari luar tanah Minahasa.

Scroll to Top