PILKADA 2024, BENDERA PARPOL & PERSEORANGAN RAMAIKAN TOMOHON

Jalan-jalan di kelurahan-kelurahan yang ada di Kota Tomohon, ramai dengan bendera-bendera partai politik (parpol) pengusung Pasangan Calon (Paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tomohon serta bendera dari Paslon Perseorangan alias non parpol.

Dari pantauan, bendera Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) bersanding dengan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Bendera PDIP dan Gerindra ini berada dalam satu tiang, bendera PDIP dengan ukuran lebih besar nampak paling atas, kemudian bendera Gerindra dengan ukuran kecil.

Tak mau kalah, nampak bertebaran bendera berwarna putih yang menuliskan simbol nama Paslon Perseorangan juga berkibar di jalan-jalan.

Sementara bendera Partai Golongan Karya (Golkar) dan Partai Nasdem, terlihat tidak terlalu banyak bertebaran.

Selain, bendera-bendera tersebut, nampak juga terpajang bendera Partai Demokrat yang terlihat bersanding dengan bendera Paslon Perseorangan. Kendati Partai Demokrat, tidak mengusung pasangan calon dalam kontestasi Pilkada Tomohon 2024.

Bendera-bendera tersebut terpampang di depan rumah-rumah penduduk, maupun ada yang terikat di tiang-tiang milik PT PLN (Persero) atau milik PT Telkom.

Diketahui, Pilkada 2024 Kota Tomohon diikuti 3 (tiga) Paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tomohon, yakni (sesuai nomor urut):

1. Miky Junita Linda Wenur/Cherly Mantiri diusung Partai Golkar, Partai Nasional Demokrat (Nasdem) dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

2. Wenny Lumentut/Michael Mait, Paslon Perseorangan (non Parpol).

3. Caroll Joram Azarias Senduk/Sendy Gladys Adolfina Rumajar, diusung PDIP dan Gerindra.

Selain bendera Parpol pengusung Paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tomohon, serta Paslon Perseorangan, banyak juga bertebaran baliho berbagai ukuran. Baliho-baliho ini selain milik Paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tomohon, juga ada dari Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

Tomohon jelang, Rabu, 27 November 2024, benar-benar terlihat berwarna-warni. Hal ini menandakan kegembiraan masyarakat dalam menghadapi Pilkada serentak 2024.

Pertanyaannya, apakah bendera-bendera yang banyak terpajang dan berkibar dengan megah benar-benar efektif untuk meraup suara?

Bendera-bendera itu hanya merupakan simbol atau identitas dukungan. Meski hanya merupakan identitas, tapi dapat dikatakan cukup memainkan peran penting dalam proses kampanye. Tim kampanye atau tim pemenangan masing-masing Paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tomohon seakan mau menunjukkan visibilitas, atau mengingatkan pemilih tentang keberadaan Parpol dan kandidat yang mereka dukung.

Visibilitas adalah salah satu faktor penting dalam kampanye, karena membuat Parpol dan Paslon lebih mudah dikenali dan diingat oleh masyarakat. Dalam konteks kampanye, visibilitas yang tinggi berfungsi untuk meningkatkan awareness, memastikan Paslon dan Parpol tidak hanya hadir secara fisik tetapi juga menonjol dibenak pemilih.

Bendera Parpol, baliho, dan atribut kampanye lain memberikan kehadiran visual di ruang publik yang bisa menciptakan persepsi bahwa Paslon dan Parpol memiliki dukungan luas. Akan tetapi, visibilitas saja tidak menjamin keberhasilan jika tidak diimbangi dengan komunikasi yang jelas dan relevan. Konten yang mencerminkan komitmen nyata serta program yang dirancang untuk menjawab isu-isu lokal akan memperkuat visibilitas visual yang dihasilkan.

Di Pilkada Tomohon, visibilitas Paslon memang penting, namun kehadiran tersebut harus selaras dengan isu lokal yang dipahami warga, seperti yang sudah terangkat dalam debat publik pertama dan kedua dan yang terangkat lagi dalam debat publik ketiga nantinya.

Keseimbangan antara visibilitas dan relevansi pesan kampanye inilah yang bisa membuat kandidat semakin dekat dengan pemilih dan meningkatkan peluang sukses di Pilkada 2024.

Namun, kembali lagi ke pertanyaan, karena ada kalangan yang bertanya-tanya, seberapa besar pengaruh visual ini dalam memenangkan kontestasi Pilkada Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tomohon?

Tentunya, keberadaan bendera harus disertai dengan strategi kampanye yang solid. Tanpa pesan yang kuat dan program yang jelas, bendera saja tidak cukup. Dalam menggaet suara, penting untuk menjaga interaksi dengan masyarakat dan memberikan informasi yang relevan. Di sinilah kombinasi antara beberapa teknik, misalnya penggunaan media sosial (medsos) dan pertemuan langsung. Ini akan sangat membantu.

Secara keseluruhan, bendera mungkin menjadi alat yang efektif dalam menarik perhatian, tetapi kehadiran fisik Paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tomohon, penting. Plus dukungan konten yang lebih substansial.

Tanpa pendekatan yang holistik, ‘musuh’ yang lebih cerdik dalam strategi komunikasi bisa saja keluar sebagai pemenang dalam kontestasi ini. Sebaiknya, tim kampanye atau tim pemenangan bersama-sama mengamati bagaimana hal ini akan terwujud di lapangan.

Warna-warni bendera Paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tomohon, dapat dikatakan hanya sebagai promosi visual saja. Ini dimaksudkan untuk menciptakan ingatan kolektif di benak masyarakat pemilih. Perlu diingat, bendera hanyalah salah satu elemen dari strategi yang lebih besar. Di era digital ini, masyarakat tidak hanya mengandalkan simbol visual untuk membuat keputusan, tetapi juga membutuhkan pemahaman akan visi, misi, dan program kerja dari Paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tomohon. Interaksi langsung dengan masyarakat, kehadiran di media sosial, dan pengemasan pesan yang relevan akan menambah nilai kampanye.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top