HARI VALENTINE; CINTA DIBALIK 14 FEBRUARI

Perayaan Hari Valentine atau Hari Kasih Sayang dari masa ke masa

SEJARAH & MAKNA HARI VALENTINE

Setiap tanggal 14 Februari, dunia dipenuhi dengan nuansa merah muda, bunga mawar, cokelat, dan ungkapan Kasih Sayang. Hari Valentine telah menjadi momen istimewa bagi banyak pasangan untuk merayakan cinta. Namun, di balik kemeriahan ini, ada sejarah panjang yang menarik untuk diungkap.

Hari Valentine bukan sekadar hari untuk pasangan, tetapi juga untuk merayakan cinta dalam berbagai bentuk. Baik itu untuk pasangan, sahabat, keluarga, atau bahkan diri sendiri, inti dari Valentine tetaplah kasih sayang dan kebahagiaan.

Disadur dari berbagai sumber, berikut kisah Hari Valentine.

ASAL USUL HARI VALENTINE

Sejarah Hari Valentine berakar dari zaman Romawi kuno. Salah satu kisah yang paling terkenal adalah tentang Santo Valentinus, seorang pendeta yang hidup pada abad ke-3 Masehi di Roma.

Saat itu, Kaisar Claudius II melarang pernikahan bagi para prajurit karena ia percaya bahwa tentara lajang lebih kuat dalam pertempuran. Namun, Valentinus menentang perintah tersebut dan secara diam-diam menikahkan pasangan muda. Akibatnya, ia ditangkap dan dijatuhi hukuman mati.

Konon, sebelum dieksekusi pada 14 Februari, Valentinus mengirimkan surat perpisahan kepada seorang gadis yang diyakini sebagai putri sipir penjara. Surat itu ditandatangani dengan kata-kata: “From your Valentine” – ungkapan yang hingga kini masih digunakan dalam kartu Valentine (History.com, 2019).

Selain legenda ini, Hari Valentine juga dikaitkan dengan festival Romawi kuno Lupercalia, yang dirayakan setiap 13-15 Februari. Festival ini merupakan ritual kesuburan yang melibatkan undian pasangan serta perayaan kebersamaan. Namun, ketika Kekristenan berkembang, Paus Gelasius I pada abad ke-5 menggantikan Lupercalia dengan perayaan Santo Valentinus untuk menghilangkan unsur paganisme (BBC History, 2021).

BAGAIMANA HARI VALENTINE MENJADI POPULER?

Hari Valentine mulai berkembang sebagai Hari Kasih Sayang di abad pertengahan, terutama di Eropa. Pada abad ke-14, penyair Inggris Geoffrey Chaucer menghubungkan Hari Valentine dengan musim kawin burung dalam puisinya, “Parlement of Foules”, yang semakin memperkuat asosiasi Valentine dengan cinta romantis (The British Library, 2020).

Di abad ke-18, kebiasaan mengirim surat cinta dan kartu ucapan Valentine mulai populer di Inggris. Revolusi industri di abad ke-19 membawa perubahan besar ketika kartu cetak massal mulai diproduksi, menjadikan tradisi ini semakin luas.

Di Amerika Serikat, tradisi ini berkembang pesat pada awal abad ke-20. Esther A Howland dikenal sebagai “Bunda Valentine” karena ia merancang dan memasarkan kartu Valentine pertama secara komersial (Smithsonian Magazine, 2018). Sejak saat itu, Hari Valentine menjadi fenomena global yang dirayakan dengan berbagai cara di berbagai negara.

TRADISI VALENTINE DI BERBAGAI NEGARA

Meski identik dengan kartu dan hadiah, perayaan Valentine memiliki variasi unik di setiap negara:

Jepang: Wanita memberikan cokelat kepada pria pada 14 Februari, lalu sebulan setelahnya, pada 14 Maret (White Day), pria membalasnya dengan hadiah yang lebih besar (Japan Times, 2022).

Korea Selatan: Selain Valentine dan White Day, ada juga Black Day (14 April), di mana para lajang berkumpul dan menikmati mi jajangmyeon bersama (Korea Herald, 2021).

Denmark: Alih-alih mawar merah, orang Denmark bertukar bunga putih yang disebut snowdrops (Visit Denmark, 2022).

Italia: Banyak pasangan berkumpul di jembatan dan menempelkan gembok cinta sebagai simbol hubungan yang abadi (Lonely Planet, 2020).

Prancis: Dikenal dengan “La Saint-Valentin”, Prancis memiliki tradisi mengirim puisi romantis dan surat cinta (France24, 2019).

VALENTINE DI ERA MODERN

Di era digital, Hari Valentine tak hanya dirayakan dengan kartu dan cokelat, tetapi juga melalui pesan singkat, video, dan unggahan media sosial. Banyak pasangan berbagi momen spesial mereka melalui Instagram atau TikTok, menjadikan perayaan ini semakin dinamis.

Namun, Hari Valentine bukan hanya tentang pasangan romantis. Banyak orang kini merayakannya sebagai momen berbagi kasih sayang kepada sahabat, keluarga, atau bahkan diri sendiri. Konsep “self-love” semakin populer, di mana seseorang memberikan hadiah atau melakukan hal menyenangkan untuk diri sendiri.

Jadi, bagaimana Anda ingin merayakan Hari Valentine tahun ini? (sumber: History.com. (2019). The Legend of St. Valentine/BBC History. (2021). The Pagan Roots of Valentine’s Day/The British Library. (2020). Chaucer and the Origins of Valentine’s Day/Smithsonian Magazine. (2018). The Woman Who Commercialized Valentine’s Day Cards/Japan Times. (2022). Valentine’s Day Traditions in Japan/Korea Herald. (2021). Why Koreans Celebrate Black Day on April 14/Visit Denmark. (2022). Valentine’s Day in Denmark: The Snowdrop Tradition/Lonely Planet. (2020). Romantic Traditions in Italy: Love Locks on Bridges/France24. (2019). How France Celebrates Valentine’s Day.

    Tinggalkan Komentar

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    Scroll to Top