Setiap generasi memiliki ciri khas dan dinamika sosial yang berbeda, karena mereka dibesarkan di bawah kondisi ekonomi, politik, dan teknologi yang berbeda.
Istilah Generasi X, Y, dan Z digunakan untuk mengelompokkan kelompok-kelompok demografis berdasarkan tahun kelahiran dan pengalaman sosial yang berbeda.
Perbedaan antara generasi-generasi ini tidak hanya berdasarkan pada usia, tetapi juga bagaimana mereka merespons perubahan budaya, teknologi, dan ekonomi yang terjadi sepanjang hidup mereka.
Berikut penjelasan singkat mengenai Generasi X, Y dan Z.
Generasi X (Gen X):
Lahir sekitar 1965–1980.
Mengapa disebut Generasi X:
Nama ini populer dari buku “Generation X: Tales for an Accelerated Culture” karya Douglas Coupland pada tahun 1991, yang menggambarkan ketidakpastian dan sikap memberontak terhadap konvensi sosial saat itu. “X” di sini melambangkan anonimitas atau kebingungan identitas.
Ciri-ciri:
Mereka tumbuh di masa transisi dari era industri ke era teknologi. Generasi ini menyaksikan awal kemunculan komputer pribadi dan televisi kabel. Mereka dianggap mandiri dan sering disebut sebagai generasi yang mengalami “pola asuh tanpa pengawasan” karena banyak yang dibesarkan dengan orang tua yang bekerja penuh waktu.
Generasi Y (Millennial):
Lahir sekitar 1981–1996.
Mengapa disebut Generasi Y:
Nama ini muncul karena mereka datang setelah Generasi X. Mereka juga sering disebut “Millennials” karena mereka tumbuh besar pada pergantian milenium baru.
Ciri-ciri:
Generasi ini tumbuh dengan pesatnya perkembangan teknologi digital, seperti internet, ponsel, dan media sosial. Mereka sangat familiar dengan teknologi dan sering disebut sebagai generasi yang sangat terhubung (connected). Mereka juga memiliki nilai yang berbeda dalam hal karier, keseimbangan kerja-hidup, dan sering kali mencari makna lebih dalam pekerjaan mereka.
Generasi Z (Gen Z):
Lahir sekitar 1997–2012.
Mengapa disebut Generasi Z:
Sebutan ini digunakan karena mereka datang setelah Generasi Y (Millennials), mengikuti urutan abjad.
Ciri-ciri:
Mereka lahir dan tumbuh di era internet, dengan smartphone dan media sosial menjadi bagian integral dari kehidupan mereka sejak kecil.
Mereka sering dianggap sebagai “digital natives” karena tidak pernah hidup tanpa adanya teknologi digital. Gen Z dikenal sebagai generasi yang melek teknologi, berorientasi pada isu-isu sosial, dan sering kali berkomunikasi melalui platform digital.
Populer
Terkini
- AI BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN, FUNGSI DAN TEKNIK
- CSSR KAMPANYE SEKALIGUS HIBUR WARGA TOMOHON
- MEMAHAMI MISINFORMASI & DISINFORMASI DALAM PILKADA 2024
- MANFAAT SDGs JIKA PASLON TERPILIH MENJADI WALI KOTA
- BEBERAPA FAKTA SEPUTAR PILKADA TOMOHON 2024
- TIPS MENGHINDARI & TIDAK MEMPERCAYAI HOAX DI PILKADA 2024
- PASLON NOMOR URUT 2 DAN 3 BERSAING DI PILKADA TOMOHON 2024
- GLENNY KAIRUPAN, KOMISARIS PT GARUDA INDONESIA
- PENTINGNYA PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM IMPLEMENTASI SDGs
- RINCIAN SDGs: 232 INDIKATOR, 169 TARGET & 17 TUJUAN