KISAH POHON NATAL YANG BIASA DISEBUT POHON TERANG

  • Perayaan Pohon Terang/ibadah menyambat Natal, Jemaat Kolom 8 GMIM Bait El Kamasi

Tradisi merayakan Natal telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat di Kota Tomohon, tanah Minahasa Raya, bahkan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut). Salah satu simbol yang sangat lekat dengan perayaan ini adalah Pohon Terang, sebuah Pohon Natal yang dihiasi dengan lampu-lampu berwarna, hiasan, dan berbagai ornamen khas daerah.

Untuk membuat Pohon Terang, masyarakat menggunakan berbagai bahan, ada yang menggunakan/membeli pohon cemara asli, membeli yang sudah jadi (bahan plastik, dll) di toko-toko, atau membuatnya sendiri berdasarkan tutorial di media sosial berdasarkan kreativitas masing-masing.

Pohon Terang yang identik dengan pohon cemara melambangkan kehidupan yang abadi, sesuai dengan kepercayaan bahwa Natal adalah perayaan kelahiran yang membawa harapan kekal. Menghiasi Pohon Terang dapat dikatakan mencerminkan kekayaan budaya lokal setempat dan rasa syukur kepada Sang Pencipta, juga menunjukkan kreativitas masyarakat/jemaat.

Tradisi Pohon Terang mulai berkembang pesat setelah misionaris/zendeling datang ke Minahasa pada abad ke-19, membawa ajaran kekristenan. Mereka mengenalkan tradisi menghias Pohon Natal, yang kemudian diadaptasi dengan nilai-nilai lokal. Sebagai simbol persatuan, keluarga-keluarga di tanah Minahasa bersama-sama mengerjakan Pohon Terang, menjadikannya sebagai pusat perayaan Natal.

Selain itu, Pohon Terang sering kali menjadi sarana untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya kerukunan dan kebersamaan. Dalam beberapa kisah, masyarakat percaya bahwa menyalakan Pohon Terang juga menjadi tanda doa untuk kedamaian di seluruh tanah Minahasa.

Lampu-lampu yang menyala terang di malam hari menjadi simbol terang yang menerangi hati setiap orang, mencerminkan semangat Natal untuk membawa harapan dan kebahagiaan bagi sesama.

Makna Pohon Terang lebih dari sekadar hiasan. Ia menjadi simbol cinta kasih, rasa syukur, dan pengingat akan hubungan manusia dengan Sang Pencipta. Melalui tradisi ini, warisan budaya dan nilai-nilai kekristenan terus dilestarikan dan diwariskan kepada generasi muda.

Jemaat Kolom 8 GMIM Bait El Kamasi foto bersama usai ibadah perayaan Natal (Pohon Terang), Minggu, 08 Desember 2024.

Perayaan Pohon Terang Jemaat Kolom 8 GMIM Bait El Kamasi

Minggu, 08 Desember 2024, Jemaat Kolom 08 GMIM Bait El Kamasi, Wilayah Tomohon Centrum menggelar ibadah perayaan Pohon Terang menyambut Natal. Ibadah dipimpin Pendeta Roy Tirayoh STh (Sarjana Theologia), dan dihadiri anggota kolom, yakni bapak, ibu, pemuda, remaja dan anak (BIPRA), mereka yang telah Lanjut Usia (Lansia), Wakil Ketua Badan Pekerja Majelis Jemaat (BPMJ) Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) Bait El Kamasi, Penatua Beldie Tombeg, Penasehat BPMJ, Wilhelm A Gontha serta pemerintah setempat, yang diwakili Wakil Kepala Lingkungan 2 Kelurahan Kamasi, Flicky Pitoy.

Usai ibadah ada penyampaian-penyampaian dan pesan natal, kemudian ramah tamah, hingga pemberian bingkisan Natal. Jemaat bersama undangan larut dalam kebahagiaan dan syukur. Suasana damai melingkupi suasana. Semoga ibadah Pohon Terang akan terus menginspirasi setiap orang untuk menyebarkan terang kasih dan kebahagiaan, bukan hanya di masa Natal tetapi sepanjang waktu.

Scroll to Top